SOMBONGNYA AKU
Reenata Ree
Secercah cahaya mentari membangunkanku dari mimpi yang kelam. Udara yang sejuk membuatku ingin keluar menghirupnya dalam - dalam. Udara cerah hari ini, bahkan panas, mungkin. Pengaruh pola hidup manusia yang sangat tidak bersahabat dengan alam. Membuat lubang ozon semakin berlubang terlalu lebar. Panas, entah berapa derajat suhunya, tak ada alat di ruangan ini yang mampu mengukurnya, hanya alat alami yang merasakannya. KULIT.
Alam semakin liar, ganas menunjukkan kemurkaan Sang Pencipta pada diri kita. MANUSIA. Berapa liter udara yang kita hirup setiap hari. FREE. Berapa air yang kita minum setiap hari. FREE, paling-paling bayar untuk perawatan ledeng ma listrik. Kita kaya sebenarnya, tidak miskin. Tuhan telah memberikan apa yang kita butuhkan untuk hidup di dunia ini. Kalaupun kita merasa miskin, NON SENSE. Kita malas saja untuk mengolah apa yang ada di sekitar kita. Kita tidak bisa membaca apa yang wajib kita pelajari di sekeliling kita. Kita semua KAYA. RICH man.....
Tapi .................................................
Ah congkaknya hatiku ..... Maha Kaya itu SANG PENCIPTA. DIA kaya segala - galanya. Kita tak ada apa-apanya. Sujud syukur itu yang harusnya kita lakukan.... bercumbu, merayu dan merendah diri kepada-Nya saban hari untuk mendapat cinta-Nya..... Apakah aku lakukan?
Lha ... kalo tidak, bagaimana aku bisa disayang-Nya, mendapat cinta-Nya .......
Hu hu hu hu ..... hati ini menangis mengharap cinta-Nya ... menjadi kekasih-Nya
Sombongnya aku tidak melihat semua kenikmatan yang telah diberikan-Nya. Tiap hari bisa makan, dapat berjalan, berlari, diberi wajah ...eehhh lumayan juga (nyombong dikit kali), masih saja nggresulo, masih kurang ini, kurang itu. "Aku belum punya mobil je" "tapi kamu kan punya motor"
"Ah, motorku butut"
"Masih mending kamu ndak jalan kaki"
"Ah, aku capek klo jalan kaki terus"
"Daripada kamu sakit terbaring di tempat tidur ndak bisa ngapa-ngapain, masih mending to bisa jalan"
"Ah, mendhing di tempat tidur lah, apa-apa disiapin"
"Mati saja sekalian"
Kapan pun, di mana pun aku berharap ENGKAU selalu membimbing langkah kaki ini.
Hilangkanlah sombong dalam hati ini, gantikanlah dengan sikap tawaduk dan rendah hati.
Amin.